jujur saja aku lupa untuk memulai tulisan ini dengan kisah yang mana. harus mulai cerita ini dari mana. mungkin karena hari-hari yang terus berlari, tertumpuk oleh target penjualan yang makin lama makin menyesakkan dada.
hari-hari terasa seperti berputar di jalan
yang sama, seperti orang linglung yang tak tahu arah—ke satu tempat yang
rasanya sudah aku datangi berkali-kali. setiap kali mau masuk warung, rasa
canggung itu muncul. ucapan salam pun terasa berat keluar. aku harus tarik
napas dalam-dalam, mengokohkan keyakinan, baru bisa melangkah.
dan sungguh, rasanya lebih menegangkan dari
pada harus menghadap dosen killer karena lupa bawa tugas. serius.
dari semua itu, satu hal yang paling
membekas adalah... kalimat itu.
“maaf ya mas… maaf ya mas… maaf ya mas…”
ucapannya lembut, tapi nadanya meninggi.
kalimat itu tidak lagi berarti ‘maaf’, tapi berubah menjadi kode keras: “SEGERA
PERGI.”
dari situ aku mulai merenung… dan otakku
langsung tertuju ke perjuangan Rasulullah saw.
beliau dihadapkan pada penolakan yang bukan
cuma sekadar kata-kata, tapi juga cacian, lemparan batu, bahkan ancaman nyawa.
tapi beliau tetap sabar. tetap lembut. tetap teguh.
sedangkan aku?
baru diajak ngobrol sama pedagang yang
nadanya mulai tinggi aja udah lemas. baru ditolak secara halus aja, rasanya
kayak dipukul mentalnya. sudah seperti trauma ringan.
lalu aku mulai berpikir… kalau untuk
menghadapi pedagang kelontong saja aku goyah, bagaimana nanti ketika harus
menyampaikan agama allah di hadapan masyarakat luas? di hadapan orang-orang
yang mungkin bukan cuma menolak, tapi juga mencemooh, bahkan mungkin membenci?
mampukah aku kuat?
ah, anggap saja ini latihan. training dari
Allah. pelajaran awal untuk membentuk wajah yang lebih tebal, hati yang lebih
kuat, dan keyakinan yang tak mudah goyah.
ini semua bukan cuma tentang penjualan…
tapi tentang mempersiapkan diri untuk sesuatu yang lebih besar. lebih mulia.
lebih berat.
pelajaran hidup datang dari mana saja. dan
kali ini, datang dari warung kelontong.
penguatan diri hari ini.
See you guys.
Tidak ada komentar
Posting Komentar