اَفَلَا تَتَفَكَّرُوْنَ
 

mari kita mulai tulisan pagi ini dengan firman Tuhan itu, -apakah kamu tidak memikirkannya. Tuhan meminta kita untuk peka dan mentafakkuri setiap peristiwa yang kita hadapi. bahkan tak hanya sebatas itu, peristiwa disekitar kita pun diminta untuk ditafakkuri. karena apapun itu, memiliki makna mendalam yang dapat diambil pelajaran. dengan itu, tujuan akhirnya adalah mampu melihat kuasaNya. betapa banyak peristiwa yang tak mampu dijangkau oleh akal manusia namun sebuah keniscayaan bagi sang pencipta. baik itu tentang urusan duniawi seperti masalah rejeki, jodoh dan maut ataupun urusan ukhrowi yang kaitannya dengan ketaqwaan seorang hamba. untuk fokus tulisan kali ini, mari kita fokus pada masalah spesifik manusia ketika hendak berkeluarga. JODOH

banyak dari kita sering kali bertanya atau bahkan lebih dalam dari itu -KHAWATIR

siapakah jodoh kita? seperti apakah dia? cocokkah kita? bagaimana kalo keduluan yang lainnya? (ketika hati condong terlebih dahulu) dan masih ada segudang pertanyaan yang mengarahkan pada kemaksiatan ketika diiringi tindakan untuk mendekat tanpa jalan yang tepat. seperti PDKT yang berujung pada PACARAN misalnya.

overthinking ini sangat manusiawi. terlebih ketika lingkungan ikut-ikutan memberikan pengaruhnya. "kamu udah usia berapa? kapan nikahnya? jangan terlalu fokus pada ini dan itu nanti gak ada yang mau" dan masih banyak pertanyaan dan  pernyataan klise sejenisnya yang dilontarkan begitu ringan tanpa pertimbangan. sekeras apapun telinga ditutup, secara gk langsung akan berpengaruh juga, minimal bikin overthinking.

padahal kalo kita mau sejenak berpikir ke sudut lainya, jodoh itu setara dengan rejeki dan kematian. sudah pasti kedatangannya. keragu-raguan yang selama ini membayangi, bisa jadi permainan hawa nafsu kita saja yang dikombinasikan dengan godaan sang maha laknat, ciptaan terkutut. SETAN

jika kita memegang teguh prinsip ini, maka insyaAllah kekhawatiran kita selama ini akan pudar. makanya, mari kita mulai bangun prinsip hidup, berserah diri hanya pada Allah (akan ketetapanNya) dan maksimalkan ikhtiar kita. jangan dibalik. sehingga apapun yang akan kita dapatkan, kita dapat menerimanya dengan hati lapang. 

sebenarnya ketika kita mau berpikir, Allah selalu mengirimkan ayat (tanda) Nya pada setiap peristiwa yang terjadi. tergantung kita aware atau nggak dengan ayat-ayat tersebut. kadang ayat itu sudah bisa kita rasa, namun belum mampu kita cerna sehingga seringkali dengan ketidakmampuan kita, terlewatkan begitu saja. pun demikian dengan peristiwa yang terjadi padaku akhir-akhir ini.

aku dengan usiaku kini, sudah mulai merasakan ingin sekali menjalin rumah tangga dengan seseorang. namun faktanya, aku masih memerlukan kesiapan secara finansial sehingga keinginan tersebut hanya mampu kucurahkan dalam setiap sujud yang kulakukan. pernah kuminta doa kepada ustadzku, agar aku tak salah jalan. beliau pun memberikan doa nabi zakariya saat kondisinya sama denganku saat ini, dalam masa penantian. aku tak mencoba mengkhusukan pada seseorang, tapi aku mencoba terbuka dari mana saja Tuhan akan berikan jalan pasti itulah yang terbaik untukku. sejauh sekitar setahun lebih berjalan, aku tak pernah mampu merasakan ayat-ayat yang dikirmkanNya. mungkin faktor kesibukan dan ketidakmampuanku dalam memahami menjadi faktor utama kenapa itu terjadi. sampai tahun 2025 ini masuk dan menampakkan ayat-ayat yang sangat terang itu.

sekitar 1,5 bulan dari tulisan ini, tiba-tiba saja aku dipanggil untuk berdiskusi secara mendadak oleh orang yang biasanya hanya mengobrolkan perkara profesional denganku. dibuka dengan kalimat "bagaimana pandanganmu akan masa depanmu?" lalu ditutup dengan "jika memungkinkan, bisa di istikharahkan dulu ya. siapa tahu memang ini salah satu jalan Allah mendatangkan jodohmu". aku pun speachless. tak mampu merespon ia atau tidak, bukan karena aku tak mengindahkan ayat-ayat Allah ini. akan tetapi kejadiannya begitu cepat dan sangat diluar dugaanku untuk manusia yang penuh khilaf, dosa dan kemaksiatan sepertiku. aku menganggapnya, ini ujian kesabaranku. namun aku yakin ini juga bagian dari ayat-ayat Allah, jawaban atas keinginan yang selalu kubisikkan padaNya. aku hanya meminta jalannya. jika memang ini jalan terbaiknya, berikan dan permudah semuanya.

tidak sampai sana kejutanNya, ketika aku pulang dalam perayaan lebaran ini. aku pulang dengan perasaan penuh dosa, di hari H aku memilih tak di rumah untuk mencari makna kehidupan yang diakhiri derai air mata saksi kepulangan. dua hari berikutnya, Allah kirimkan seseorang yang tak biasa bertamu ke rumah jika memang tidak ada event apa-apa. kedatangannya membawa pertanyaan "andi (nama kecilku) sudah pulang? apa kabarnya kang (sebutan untuk mas dalam kamus lingkungan madura)" pembukaan obrolannya pada bapakku. dan obrolan itu terpotong, karena aku yang tiba-tiba datang (salaman) dari arah dapur rumah. setelah salaman dan bermaaf-maafan aku pun pamit kembali ke dapur, karena memang aku sedang mambantu ibuku yang sedang memasak. 

aku tak pernah tau isi obrolannya sampai semalam bapak bercerita. "ditawari (seseorang) le jika memang siap dan mau oleh Ustd. S (inisial), kemarin saat mampir itu" ujar bapakku. "hah?" responku sedikit syock mendengar setiap kata yang terlontar dari bapakku saat melanjutkan ceritanya. kusimak semua dan mengolah dengan pertanyaan "Tuhan, ayatmu ini maknanya apa?" sudah dekatkah hilal (jodoh)ku. jika memang demikian, aku kembalikan lagi padaMu.aku siap jika Engkau memang sudah menilaiku seperti itu. 

dibalik itu, aku juga mengolah kejadian ini selaras dengan apa yang selama ini kupikirkan. sampai pada satu kesimpulan yang sebenarnya aku dan kuyakin kita semua sadar bahwa "kuasa tuhan itu memang jelas adanya". jika sudah di ridhoiNya, apapun akan terjadi semudah kita membalikkan telapak tangan. sesuatu yang tidak pernah disangka-sangka akan menjadi wasilahnya. maka, aku akan menutup tulisan ini dengan pertanyaan MASIH PANTASKAH MENGKHAWATIRKAN SESATU TANPA ALLAH DILIBATKAN?