bismillahirrahmanirahim....
mari kita mulai tulisan tanpa judul ini dengan kalam dan penyerahan diri padaNya. karena sejatinya apapun yang terjadi senantiasa merupakan datang darinya tergantung kita akan memberikan "MAKNA" seperti apa nantinya. bersamaan dengan keresahan yang membayangi diri dalam 24 jam terakhir ini, fyp sosial media memberikan pencerahannya. tanpa disangka tanpa dinyana, teguran dariNya itu masuk lewat ceramah sang guru mulia nan alim luar biasa -gus bahauddin nur salim-. dalam potongan video yang saya dapatkan beliau menjelaskan "jika di bajumu terdapat kotoran, lalu ada orang yang ingin membersihkannya. mengingatkan kita akan kotoran tersebut. lantas kenapa kita meresponnya dengan marah dan kecewa? bukankah harusnya kita berterimakasih padanya".
sebetulnya saya tidak langsung memahami isi video tersebut, bahkan saya hanya mendengarnya sekali tanpa mengulanginya (seperti ketika mendapatkan nasihat di hari lainnya). faktor kondisi mental yang sedang goyang terbayang kata-perkata yang saya terima mungkin jadi penyebabnya. saya terlalu fokus pada apa yang saya terima, apa yang membuat kata-perkata itu begitu menyayat dan tidak pernah berekspektasi mendapatkannya.
begitulah gambaran kita pada umumnya, kadang Allah sudah berikan petunjuk, penenang atau bahkan solusi. namun karena keterbatasan pengetahuan dan fokus hanya pada apa yang diterima (apalagi memberikan damage kesakitan yang luar biasa) justru hal tersebut sering terlewatkan. tak jarang kita salah memberikan makna karena terlalu fokus pada sakit yang di rasa.
makna ini saya dapatkan ketika penguatan diri dan percobaan merespon biasa aja terpecahkan saat sujud dan proses mencurahkan isi hati kepadaNya dalam sujud yang tak panjang-panjang amat itu. sembari merenungi bait kalimat yang tak mengenakkan hati, saya mencoba membuka mata, hati dan pikiran lebih luas lagi. mencoba menggali kemungkinan baik yang belum nampak terlihat dalam sudut pandang yang begitu sempit ini. dan akhirnya bertemulah dengan ingatan petuah yang sudah terlewat begitu saja. petuah singkat penuh makna untuk kesehatan mental, pikiran dan hati. ya,,, ada kok sisi baiknya.
saya menyadari hal itu dipicu dari kesalahan saya pribadi. akan tanggung jawab yang terlewatkan begitu saja karena simpulan yang dibangun sendiri tanpa mengkonfirmasi. jika ini didikan, maka selayaknya saya dapatkan. dan tidak pantas pula harus merasa direndahkan. dan jika memang tampak seperti itu, sadarilah wahai diri,,, itu terjadi begitu saja tanpa adanya unsur kesengajaan. jika pun ada unsur sengaja, kembalikan lagi pada fitrah bahwa mungkin ini wujud dari ujian kesabaran.
dibalik ini semua, banyak hal yang bisa diambil pelajarannya. begitu kuatnya sebuah "kata" yang dapat menancapkan "luka" walau dilakukan tanpa "sengaja" namun bisa memberikan "bekas" selamanya. sehingga dari itu, untuk berjaga-jaga saya putuskan untuk memilih diksi ini sebagai penutup.
"mulai sekarang,,,,, SEMUANYA,,,, SAYA AKAN DIAM" (nada squid game)
Tidak ada komentar
Posting Komentar