validasi, sebagai insan yang tak mungkin menemukan kesempurnaan, setiap orang pasti pernah menuntut validasi dari orang lain. pun demikian aku, manusia yang bahkan memiliki stagnasi tertinggi untuk latar belakang profil dan ukuran usia sebayaku, cenderung tidak pernah percaya diri bahkan lebih sering merasa inverior.
validasi adalah hal yang selalu membayangi dikala menghadapi setiap perkara dalam kehidupan. bayang-bayang sifat inverior mengarahkan pada anggapan bahwa diri tidak pernah memiliki velue yang tinggi apalagi disandingkan dengan orang lain yang langkahnya sudah sangat jauh di depan. anggapan diri terlalu lemah untuk bertahan dari berbagai gempuran yang datang silih berganti tanpa berpamitan. juga anggapan bahwa dengan tindakan yang dilakukan pada masa sekarang hanyalah tindakan yang mengarahkan pada kehidupan yang suram.
asumsi-asumsi inilah sebenarnya yang mengakibatkanku tidak pernah optimis dalam menapaki kehidupan. asumsi ini harusnya terbuang jauh dari pikiran apalagi mempengaruhi kehidupan. namun, aku tetaplah aku. setiap yang melintas pasti akan dipikir berkepanjangan. lebih dari itu, validasi akan kucari sampai puas hati kudapati.
apakah ini hanya berlaku ketika aku berinteraksi dengan orang? tentu tidak. dalam perasaan pun, validasi tetapnya hal utama yang harus kutemukan. katakanlah, hingga saat ini perasaanku tetap pada RI yang pernah kuceritakan. memasrahkan semuanya padaNya telah kulakukan, namun mencari validasi dari orang lain tidak dapat kutinggalkan. apakah aku masih berharap dia? tentu harapan itu tidak pernah hilang bahkan memudar sedikit pun. semakin kucoba untuk bersikap biasa saja, aku semakin tersiksa karena bayangan senyum indahnya. kehidupan yang kulalui bahkan dengan tanpa ingin tahu bagaimana dia dalam hidupnya saja mampu membuatku terjajah akan perasaan yang kian hari makin besar.
2 komentar
Semoga bahagia dengan RI
BalasHapusamin aja duluu...
HapusPosting Komentar