kuawali rabu pagiku dengan menikmati langkah demi langkah perjalanan menyapa toko dengan wajah penuh kehangatan. bersyukurlah... sambutan alam baik padaku. toko pertama yang kutemui memang tidak memasarkan barangku, sama sekali. bahkan dari sebelum-sebelumnya. "belum ada yang tanya yo mas" ujar pemilik toko dengan medok jawa berpenampilan cina. aku tak masalah walau beliau tak mau menerima barangku, 

yang terpenting sambutannya itu lho. SAMBUTAN KEHANGATAN. berkomunikasi dengan baik, saling menghargai layaknya sesama manusia, bercerita lingkungan pembeli dan ditutup dengan saling bertukar doa agar sama-sama diberikan kelancaran dalam setiap hal yang diusahakan. 

karena bagiku, clossingan adalah bonus. menjalin keakraban adalah HARUS. selayaknya tuntutan kita sebagai insan ciptaanNya. menjaga "HABLUM MINANNAS". namun, siapa yang akan rela buang-buang waktu ngobrol dengan orang asing yang tak berkepentingan didalamnya, tak menghasilkan cuan juga tak memberikan dampak dalam hidupnya. sangat sedikit yang memiliki waktu untuk melakukan itu. makanya tak heran ketika baru saja memperkenalkan diri langsung ditolak tanpa memberikan kesempatan untuk berbicara barang sepatah kata pun.

hari ini, alhamdulillah bersyukur padaNya. salamku disambut dengan hangatnya. menjadi bahan bakar semangat untuk terus melanjutkan langkah menuju toko demi toko. kututup percakapan dengan pamit sesopan mungkin pada beliau. toko beryl namanya, ketika kubaca banner besar yang membentang di depan pintu masuknya.

tak jauh dari lokasi itu, terdapat warung dengan gerobak yang dijaga oleh nenek tua renta. lengkap dengan tongkat disebelahnya. tak ketinggalan juga sepaket box yang setelah kudekati berisi full sirih untuknya "NGINANG" atau "NYIRIH". 

rasaku bercampur aduk, senang, sumringah, haru, sesal juga tertampar. diriku yang terbiasa santai saat pagi hari, mengeluh ketika ada beban tugas tambahan juga tak memaksimalkan waktu yang kumiliki. kalah jauh dari nenek-nenek bertulang belakang yang mulai membengkok, berjalan dengan bantuan tongkat dan diiringi gerakan gemetar sepanjang diamnya. tergetar hatiku, tertampar batinku melihat kegigihan beliau. usianya sudah 89 tahun, mendirikan warung gerobak ini sejak tahun 60. memiliki 4 anak, 5 cucu juga 9 cicit. yang terlintas dalam benakku saat mendengar ceritanya adalah 

"berapa kesakitan yang sudah ia lewati, hingga bertahan sejauh ini"

ketika melihatnya, aku teringat pada nenekku dirumah. usianya terpaut tak terlalu jauh. aku menikmati setiap obrolan bersama belaiu. salut rasanya, pelafalan setiap kalimatnya masih jelas. pendengarannya pun berfungsi normal. untuk penglihatan, beliau sudah dibantu dengan kacamata untuk tetap bisa membedakan nominal uang. karena faktanya, beliau menjaga warung ini sendirian. dari jam 9 pagi hingga jam 6 petang. waktu normal kerja kaula muda yang sering berkeluh kesah. sampai sini apakah kalian sudah tertapar? sepertiku....

banyak sekali pelajaran yang kudapatkan, padahal rute edar matahari belum juga setengahnya. akhirnya, kututup percakapanku. pamit untuk melanjutkan langkah menyusur kejutan demi kejutan yang tak kuketahui. satu pesan yang kuingat darinya "kita melangkah ibarat seperti ayam di pagi hari, terus melangkah mencari isi perut dan berserah hanya padaNya". motivasi sederhana yang begitu kuat dari manusia yang sudah hampir berusia seabad ini kembali memberikan tampaaran bagiku untuk terus berserah dan pasrah akan apapun yang kuhadapi dalam perjalanan hidup ini. 

see you on next story guys